Sabtu, 02 Maret 2013

Semua Begitu Kejam Namun Benderang


“Kamu bilang semuanya akan berakhir sempurna?”. Piring hadiah mie instant itu melayang akurat ke dahiku, untungnya refleksku jauh lebih cepat, kalau tidak bisa dapat sepuluh jahitan di bagian alis, “Bersabarlah, ini semua belum berakhir, lihat jiwa kita masih berada dalam jasadnya belum lepas” aku terengah-engah, kau mulai mengambil piring ketigamu dengan sesenggukan. Lemparan ketiga pun berlangsung kali ini piring mahal Chinese dish yang kau lempar. Aku sudah berlari menjauh dari ruang makan. “apa guna kesakitan ini mas? Apa gunanya? Apa kau tak tahu sebegitu inginnya aku melepas putaran kesengsaraan ini…” kau tertunduk, hanya lesakan nafas yang terdengar, sesekali terdengar raungan lemah, “maafkan aku Nadine, sepertinya kau harus diam sebentar disini, aku harus mengurus sesuatu”. “ tunggu mas, ini belum selesai, mas.. berani sekali kau pergi, tunggu!! “ aku tak melihat ke belakang, aku memantapkan langkahku menuju ruang tamu. “apabila pintu ini terbuka, aku akan terlepas dari semuanya”. aku menekan kenop pintu utama rumah ini. Sebuah rumah dimana aku akan selalu terikat oleh dunia, dimana aku tidak akan pernah tenang, ah… maafkan aku Nadine aku telah berbohong padamu. Tapi kau harus kuat demi janin yang kau kandung, maafkan aku harus berbohong padamu…. Aku tak pernah lagi berada dalam jasadku, ya aku telah terlepas lebih dulu. Sedangkan kau masih memiliki tanggungan membesarkan anak itu. Kau harus tetap hidup. Sampai berjumpa di lingkaran kosmik sayang, aku akan selalu mengawasimu dari sana.
“Maaf mas, kamu benar, aku tahu maksudmu meninggalkanku…. Anak ini tidak boleh tahu siapa dirimu tapi aku yakin, anak ini adalah harapan terakhir bumi…. Kelak, kaulah yang akan menyelamatkan kita dari para raksasa bermata satu itu” Nadine mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang, senyumnya terkembang lamat diiring sesekali tetesan air matanya. Sejenak cahaya matahari menyinarinya dari jendela dapur, “ah sinar matahari, sudah berapa lama aku tak merasakan hangatnya”. Nadine menoleh melihat kearah jendela. Ya, hanya puing dan reruntuhan disana, tapi kelak, selama harapan manusia tak berakhir, mereka bisa bngkit kembali.


[30 days 30 song to prose : All is Violent All is Bright by God Is An Astronaut]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Galau

: " moving my f**ing ass right now hap hap hap " ~me

Blogroll

: " we were slave of modernization and machine civilization " ~me