Rabu, 12 November 2014

Setelah Kebekuan

Kau tak tahu apa yang telah terjadi padamu setelah seribu tahun dibekukan dalam sebuah tabung cryogenic. Ketika kau telah tiba di sebuah peradaban asing tanpa mengenal satupun orang-orang disekitarmu, ketika kau pulang dan yang kau temukan hanya sebuah reruntuhan yang tak layak lagi kau sebut rumah, ketika kau masuk, tak ada lagi benda familiar yang bisa kau lihat. Tak ada lagi sanak famili yang kau kenal, kau menyusuri sebuah kota lama dengan segala wajah baru. Kau sendirian. Berjuang melawan keterasingan dirimu sendiri. Marah dengan keadaan yang ada.

"kenapa kalian membekukanku?", "apa gunanya aku disini, ketika apa yang kuketahui sudah tak ada lagi?". Lelah kau berjalan, kau tertidur di bangku taman. Lelap kau bermimpi. Tak nyenyak kau terbangun. Kau melihat sebuah patung raksasa di tengah taman, kau mendekatinya. Kau mengusap matamu perlahan, lalu kau membaca tulisan di bagian bawah patung itu. "Untuk anakku, Semoga kau senang dengan kado ulang tahunmu hari ini, tepat seribu tahun setelah invasi extraterrestrial itu, ketika kau membaca ini, kami berbahagia, kau telah kembali, dari ayahmu, Rayleigh Fransworth". dan ketika kau membaca keterangan di bawahnya, kau tahu, bahwa ayahmulah pemimpin regu perlawanan terhadap invasi itu. kau kemudian larut dalam hening, dan berucap syukur. Terima kasih ayah.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Rabu, 08 Oktober 2014

Kaira.

Gawat kompetisi sudah dimulai, para pangeran dari segala penjuru pangea berkumpul untuk beradu kekuatan demi menjadi yang terpilih untuk audisi calon suami dari puteri sang kaisar. Tema kali ini adalah turnamen duel yang diselenggarakan di stadion sentral kekaisaran ibukota pangea timur. Kaira bukanlah seorang anak raja, dia hanya seorang pedagang asongan yang selalu memutari stadion untuk menjajakan sekadar minuman ringan dan minuman dingin. dia sangat mengagumi sang puteri. terkadang dia berhenti sebentar bersandar pada pilar besar stadion sambil memandangi wajah sang putri "Ah Puteri Zelian, parasmu rupawan menawan setiap insan, tak peduli pria ataupun sesama".

Setelah berlangsung selama lima belas jam, turnamen itu memasuki babak semifinal dimana pangeran negeri utara melawan pangeran negeri pulau seberang, mereka beradu kesaktian, pangeran negeri utara mampu mengeluarkan sihir es dari tongkatnya, sedangkan pangeran negeri pulau seberang mampu berselancar di udara. Pangeran utara melancarkan serangan balok-balok es raksasa berbentuk seperti stalagtit mengarah ke segala penjuru, pangeran pulau seberang dengan lincah menghindari semua serangan itu. Namun nahas, beberapa balok es itu menukik tajam ke arah balkon keluarga kaisar, dan tepat mengarah ke Puteri Zelian. penonton hening beberapa saat, kedua pangeran pun menghentikan aksinya.

Balok es yang terbang itu tertahan oleh tubuh kurus Kaira yang telah melompat heroik menuju balkon kekaisaran. Puteri Zelina tersentak dan memandang dengan penuh diam, kemudian kiara bergetar, "tuan puteri maafkan hamba yang sudah kurang ajar, melompat menuju balkon ini, tapi ini semua murni karena hamba sayang paduka dan tak ingin paduka tuan puteri terluka". sang kaisar yang mendengar kata-kata itu langsung berwajah merah padam, dia murka, "Hai kamu anak kaum jelata, pergi jauh-jauh meskipun kau telah menyelamatkan puteriku bukan berarti kau bisa menyatakan perasaanmu padanya...".

Perkataan kasar sang kaisar membuat Kaira tersinggung, dengan cepat ia merangkul sang puteri dan melompat turun dari balkon. "hey kamu memang kaisar tapi kamu tak berhak menyinggung perasaan orang lain... sekarang tangkap aku kalau kau bisa". Kaira berlari sangat cepat dan menhilang ke dalam hutan.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Jumat, 16 Mei 2014

chocomaniac

Hai namaku dinda, aku bekerja sebagai seorang copywriter di sebuah agensi periklanan yang cukup dikenal di jakarta. Setiap kali aku bekerja aku selalu diantar jemput oleh pacarku, aku suka aroma pacarku, salah satu moodbooster setiap kali menikmati perjalanan panjang menuju tempat kerjaku, salah satu pelepas stress di kala macet, aku memanggil pacarku dengan panggilan sayang, kakao. Karena kalian tahu kenapa? Karena aroma cokelat yang selalu saja merasuk di kedua rongga hidungku ketika menghirupnya. Pernah sesekali dia tak memakai pewangi itu di tubuhnya, aku ngambek, marah, seharian emosiku tak terarah. Hal lain yang memberiku semangat dan inspirasi dalam bekerja adalah, segelas cokelat hangat bermerek Enervaltine. Cokelat hangat racikanku sendiri yang selalu aku seduh setiap sampai di kantor, tanpa meminum itu, kinerjaku bisa melorot tak terkendali. Aku tak pernah sarapan, aku selalu menyiapkan brunch di istirahat siangku, beberapa butir ferrero rocher yang kubalut dengan selai nutella. Cukup mengantarkanku ke ujung gerbang nirwana, dan energiku pun terisi kembali. Pernah sekali aku tak membawa kotak brunch ku, aku memilih tidur di mushalla kantor dan tidak melanjutkan pekerjaan meskipun itu hampir tenggat waktu proyek.

Hai namaku dinda, kini aku sedang kehabisan cokelat. Aku malas bertemu pacarku dan tidak mood berangkat bekerja.  Apa aku sudah gila?

Rabu, 12 Februari 2014

Terlambat

Bulu-bulu itu berserakan, beterbangan…

Halo namaku Kinai, aku seharusnya tidak disini, kamar ini terlalu sempit untukku, lantainya masih berupa tanah keras yang suhunya bisa turun drastis saat malam hari, dindingnya terbuat dari anyaman rotan tua yang sudah lapuk dimakan usia, belum lagi lubang di sini-sana. Di ruangan berukuran tiga kali tiga meter ini aku merenung telentang diatas sealas tikar plastik usang yang entah sudah terpakai berapa kali, hingga warnanya begitu kusam dan berdebu. Dalam hati aku bertanya, bagaimana bisa aku disini?, dimanakah aku sebelumnya?

Debu-debu menyeruak di udara….

Semakin tak kumengerti, semua bukti mengarah ke tempat itu, gubuk tua di atas bukit gelap. Hanya saja ketika aku menyelidiki dan menginvestigasi tempat itu, tak kutemukan Kinai. Ah, aku belum mengenalkan diri, namaku Albatross, seorang pemuda yang sangat mungkin mencintai Kinai. Pesan-pesan berantai itu tepat dikirim padaku, hanya saja aku tak begitu menganggapnya penting, dan hanya perbuatan iseng belaka. Aku menyangka itu hanya keisengan mantan Kinai yang cemburu padaku, gara-gara dirikulah Kinai putus dengan Elang. Seluruh pesan-pesan berisi ancaman, dan teror, bahwa Kinai diculik. Pertamanya aku hanya tergelak, namun semua berubah ketika tiga hari yang lalu, aku tak menemukan Kinai lagi, dan tak ada satupun pesan darinya padaku. Namaku Albatross, aku belum yakin apa aku benar-benar mencintai Kinai, akupun belum menyatakan perasaanku.

Hutan berselimut kabut…


Aku Elang. Sekarang berada tujuh kaki di bawah tanah, bersama mantan kekasihku Kinai. Dalam hati sebenarnya aku menyesal, kenapa tak kulepaskan saja Kinai, toh mungkin aku bukanlah lelaki terbaik untuknya.

ff2in1 : The Passenger - Let Her Go

Sabtu, 18 Januari 2014

Membebaskanmu

Desing suara meriam foton begitu bising di telinga hanuman. Sambil memanggul shinta di bahu kanannya, hanuman meloncat lincah di antara bangunan-bangunan megah negeri alengka, tak satupun sinar foton meriam melukai tubuh mutant bertipe kera itu. Tak lama atap istana megah berbentuk kubah raksasa sebagai simbol sentral negeri alengka terbuka, tampak kaisar ravana melompat menuju puncak atap yang terbuka itu, kemudian terdengar deru mesin raksasa menggema dari atap istana yang terbuka. Kaisar Ravana yang sedang melayang di angkasa tertawa lebar. “kau mungkin bisa mengalahkan semua prajuritku, menghindari serangan meriamku, tapi setelah ini  aku tak bisa menjamin keselamatanmu wahai kera!” tetiba asap mengepul memenuhi istana Kaisar Ravana. Tampak bayangan hitam muncul dari kepulan asap itu. Hanuman tak menghiraukan sama sekali Kaisar Ravana atau apapun yang ada di belakangnya, ia terus menerjang maju menuju pintu gerbang istana. Kepulan asap menghilang perlahan, bayangan hitam menutup sebagian area istana, di angkasa tampak sesuatu mengerikan namun begitu agung. Sebuah kendaraan robotik berwajah sepuluh, dengan satu wajah besar di dadanya, satu di bagian kepala, tiap pasang di kedua kepala dan kakinya. “Hanuman bersiaplah!! Hadapi ini Dasamuka X-99!“. dari setiap mulut wajah robot itu terlihat mengisi energi, kemudian BLAM! sepuluh mulutnya mengeluarkan misil sinar menuju Hanuman. “Kanjeng Nyai Shinta, hamba mohon tahan nafas paduka”. Hanuman melakukan manuver-manuver luar biasa untuk menghindari tembakan sinar itu. Akhirnya Hanuman telah sampai di bagian luar gerbang Alengka. “Paduka Prabu Rama sudah menunggu di atas bukit, beliau tak berhenti menembakkan panah energi ke arah istana, hamba masih punya urusan disini” Lalu Hanuman memalingkan tubuhnya dan melompat melampaui gerbang Alengka kembali ke dalam. “Hati-hati Hanuman” Shinta berbisik lirih, lalu pergi berlari menuju Prabu Rama. Hanuman melompat tinggi “Aku tak takut akan kendaraanmu Prabu Ravana, HEAAAHHH!!”. Hanuman melepaskan gelombang energi yang sangat besar kemudian mengeluarkan gada sepi angin sebagai materialisasi energi yang ada di tubuhnya. Dasamuka X-99 pun melepaskan enrgi yang sangat besar. Tak ada yang tahu apa yang terjadi ketika dua energ I besar itu saling bertumbukan yang terlihat hanya sinar putih berkilat disusul sebuah ledakan besar yang menggetarkan dunia. 

Rabu, 01 Januari 2014

Jauh

Pesawat lintas nebula Galeon 170x sudah lepas landas dari pangkalan pusat studi antariksa IGRA (International  Galactic Research Association). Aku sendiri sudah sangat-sangat cemas apa benar image yang ditangkap oleh teleskop pindai itu bukan ilusi. Banyak foto yang sudah dikirim oleh drone dari stasiun luar angkasa milik GRAI, banyak bukti sudah dikirim dari foto beresolusi sepuluh ribu megapixel tersebut. Semua rover juga telah membuktikan kalau planet tersebut memiliki permukaan yang stabil dan ramah untuk dihuni. Perasaan bersemangat dan cemas campur aduk di dalam diriku. Banyak sekali ekspektasi yang mungkin belum tentu terjadi, tapi aku sendiri yakin dan optimis semua yang akan terjadi adalah hal-hal positif.
Galeon 170x sudah menempuh separuh jarak dari total empat juta tahun cahaya. Dan warp state nya masih akan terus berlangsung. Kulihat bahan bakar sepuluh roket booster nya juga masih cukup. Ah sebentar lagi kawanku, mimpi kita akan terwujud. Aku memeluk erat foto kawanku satu itu. Kita selalu bersama ketika project planet scolia xj78, hanya saja hal itu belum sempat dapat dirasakan kawanku, di sudah lebih dulu menghadap Sang Kuasa. Dia terkena radiasi polutan yang mulai merasuki dome koloni kami.  Tak lama planet scolia sudah nampak di monitor. Sebuah planet yang sedikit lebih besar dari planet kami Gaea.
Monitor telah menunjukkan kalau pesawat kami sudah mendekati atmosfir planet scolia. Ah ya aku telah melihat permukaan planet scolia xj78. Sungguh lanskap yang indah.
Tak lama kujejakkan kakiku keluar dari kapsul awak pesawat lintas nebula. Sebuah bayangan mendekatiku dari belakang, kemudian menepuk bahuku. “akhirnya kau sampai juga kawanku”. Aku menoleh dan tak lama senyum dan airmata mulai nampak dari sisi wajahku. “hai kawan, lama sekali kita tak bersua”. Aku memeluknya erat. “mari kita mulai peradaban baru dari sini”.

ff2in1 

Ello;Barry;Ipank;Lala Karmela - Buka Semangat Baru

Warp

“Terlambat, terlambat”  Helen melihat arlojinya yang basah terkena rintik hujan hari itu. Helen terus berlari melalui jalan setapak berpaving batu sedimen yang berpola art deco. Di sepanjang jalanan kampung kecil Heisenberg. Aku dari tadi mengikutinya dengan rasa penasaran, apa yang hendak dia lakukan di malam yang dingin di tengah gerimis salju tipis ini? Saat ini adalah malam terpanjang di musim dingin. Hari ke dua puluh tujuh di bulan ke enam penanggalan Raja Metatron. “semoga masih sempat ya” ujar Helen sambil memandangku. “sempat apa sih sebenernya len?” tanyaku yang hanya dibalas senyum manis Helen. Aku semakin tidak paham sikap Helen saat ini. “kita hampir sampai, kamu udah siapin semua yang aku brief kemaren malam kan?” Helen memelankan langkahnya dan merapikan mantel bulu merioaknya. Aku hanya menjawabnya dengan angggukan, karena aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang apa yang akan dilakukannya malam ini. Kamu melanjutkan perjalanan melalui serangkaian hutan oak, dan sampailah di penghujungnya, sebuah stepa luas yang tertutup salju, jenna steepe.
“itu dia, kamu lihat kan?” Helen menunjuk ke sebuah lumbung tua di ujung padang rumput. “Lumbung gandum tuan jeoffrey?” Helen mengangguk mantap dan senyumnya mengembang, lalu tangannya menarik lenganku dan berlari dengan sangat terburu-buru. Sesampainya di lumbung tua itu Helen mengambil tas ranselku dan aku disuruh Helen untuk menunggu di luar. “jangan kemana-mana ya? Tolong dengar aba-abaku”.  Pintu lumbung kayu itu terkunci dari dalam. “hoi, mulai hitung mundur dari sepuluh ya?”  teriak Helen dari atap lumbung. “untuk apa? Dan kamu kok bisa secepat iru berada di atas?”. “sudahlah jangan tanya hitung aja, mulai ya!!” “10….9…8…7…6…5…4…3…2…1 “
Hanya itu yang kuingat, berikutnya tiba-tiba aku berada di ruangan kosong ini dengan sebuah catatan kecil di tanganku bertuliskan, “selamat ulang tahun masehi.”

ff2in1 nulisbuku "Auld Lang Syne" - Mariah Carey

Galau

: " moving my f**ing ass right now hap hap hap " ~me

Blogroll

: " we were slave of modernization and machine civilization " ~me