Jumat, 01 Maret 2013

Be Mine


Sudah aku pertaruhkan semuanya, aku manjakan dirimu dengan apa yang aku punya, akankah kamu meyakiniku sebagai pasanganmu? Harus, tidak bisakah kamu lihat semua harta yang kuhabiskan untuk membelikanmu sekadar hadiah kecil untuk momen-momen berhargamu? Waktuku untuk setiap peristiwa dukamu? Aku merelakan diriku untukmu, bahkan andai bintang-bintang yang berkilauan dan tergantung di atasku ini adalah milikku, aku mengikhlaskan kau ambil. Tapi satu hal, aku ingin kau jadi milikku.
Aku hanyalah seorang karyawan kantoran biasa yang bahkan seringkali susah mengatur laju keuanganku. Kamu seorang gadis yang mesih menghabiskan waktumu bersenang-senang bersama teman-temanmu dan kuliahmu. Meskipun dengan harta yang pas-pasan aku merelakan penghasilanku untuk mentraktirmu makan, mengajakmu nonton, membelikanmu pulsa, bahkan aku selalu membelikan belanja bulanan untuk persediaanmu di kost. Aku juga selalau ada untukmu, aku mempersilakan dirimu untuk meminta bantuanku tanpa harus ada rasa sungkan. Hampir setiap hari aku mengantar jemput dirimu dari kampus ke rumah kostmu, aku ada di setiap galaumu, memberimu semangat, bahkan  kalau perlu aku juga selalu mengejekmu hamu sekedar untuk becanda, tiap malam tubuhku terasa lelah sekali. Sepulang kerja terkadang kau membutuhkan sesuatu, yah tapi semuamu itu kulakukan dengan sepenuh hati, ya, karena aku menyukaimu.
Rayuanku tak pernah masuk ke dalam dirimu, kenapa denganmu? Aku sudah merelakan diriku sepenuhnya untukmu, tapi responmu terhadap rayuanku selalu saja negatif, kau hanya suka bahan obrolan ringan seolah aku ini seorang teman biasamu. Tapi kadang aku berpikir, ya ini sebuah tahap, dan suatu saat aku pasti bisa menuju tahap berikutmu. Aku tetap berusaha optimis suatu saat kau bersedia untuk jadi milikku.
Malam itu adalah puncaknya, malam itu adalah tanggal dimana aku bertemu denganmu, aku memberanikan diriku untuk mengatakannya padamu, dengan sekotak cincin emas bermata berlian di dalam saku celanaku. Aku sudah memesan tempat di restoran premium yang bahkan kita tak pernah sama sekali kesana. Kamu sudah menghabiskan dessertmu namun ternyata kamu memiliki pertanyaan yang mengganjal semenjak kita berdua memasuki restoran ini. “Katamu ini acara kantor, dimana teman-teman dan bosmu?” kamu bingung sembari celingukan melihat meja-meja lain tanpa seorang pun rekan kerjaku. “ah, aku sudah terlanjur mengenakan gaun prom ku, ternyata kau berbohong, sebenarnya ada apa sih?”
Aku terdiam, menunduk, mengambil nafas dalam-dalam.
Aku mengambil kotak cincin itu dari saku celanaku
“Nay, kita sudah saling mengenal selama sepuluh tahun, kita bersahabat semenjak kita berdua masih remaja, namun kamu mungkin tidak mengetahui bahwa sebenarnya aku menyayangimu lebih dari sekedar sahabat, atau bahkan lebih dari sekedar ‘abang’, karena itu maukah kau menjadi lebih dari sekedar sahabatku, rekanku, kekasihku, …. Istriku, I love you nay, please be mine “
Dia tersenyum, kulihat pula basah di tepi matanya.

[Fiction from a song day 1 : The Heavy - Be Mine]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Galau

: " moving my f**ing ass right now hap hap hap " ~me

Blogroll

: " we were slave of modernization and machine civilization " ~me