Kamis, 04 Juni 2015

Terukir Nama

Beberapa hari ini Raka mengalami mimpi buruk yang sama, dia dihantui bayang-bayang kematian yang pedih, tubuhnya menjadi renta dan dia mati tersayat oleh sesuatu yang begitu raksasa, keras dan masif, bayangan itu tak berbentuk manusia hanya sebuah bayangan hitam tanpa wujud yang jelas, dan ukurannya yang menjulang besar ke langit membuatnya tak terlihat seperti makhluk apapun, bukan makhluk supernatural yang selama ini dia ketahui dari buku maupun film. Banyak orang pintar yang mengaku takut dan angkat tangan kala ditanya apa solusi dari mimpi Raka tersebut selama kurun waktu lima hari terakhir ini. "Maaf mas 'Ka itu di luar kemampuanku, sehebat apapun aku, aku hanya manusia biasa yang tak bisa menangkal apapun itu yang terus membayangi jiwamu" adalah kata seorang ahli supernatural sekaligus kerabat terdekat Raka, seorang ahli spiritual terakhir yang Raka tanyai.  Mimpi-mimpi buruk itu membebani Raka di setiap tidurnya, belum hilang duka akan kematian kekasihnya Rara, diikuti wabah penyakit demam aneh yang melanda teman-temannya, kenapa masih harus ditambah dengan mimpi buruk itu berulang kali diputar dalam tidurnya.

Hingga pada suatu hari ketika ia mencoba mengenang kekasihnya dengan memandangi foto-nya di laptop miliknya dia tersadar, tepat ketika dia menghentikan untuk menekan next pada track pad. Sebuah imaji digital yang diambil sekitar tiga bulan yang lalu, mungkin kurang, terdapat fotonya didepan sebuah ukiran besar yang dia buat dengan alat seadanya di sebuah batu aneh di puncak gunung tertua di dataran Jawa. Dia mengukir namanya dan nama kekasihnya di sebuah batu besar di puncak gunung tersebut. Dengan bangga ia meminta kawan-kawannya untuk mengabadikan dirinya di depan ukiran nama tersebut. Dia terhenyak sekejap, keringat dingin mulai menetes melalui pelipisnya, tunggu dulu, itu bukan keringat, ketika dia mengusapnya... itu... Diiringi dengan suara gemuruh panjang dan gempa berskala 5 SR, sebuah rumah mewah di kawasan elit Jakarta rata dengan tanah dan diantara puing-puing tersebut seperti ada yang menulis diatas pasir pantai dengan jari, terbaca Mahameru.

- terinspirasi dari lagu berjudul Batu Tua - Tiga Pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Galau

: " moving my f**ing ass right now hap hap hap " ~me

Blogroll

: " we were slave of modernization and machine civilization " ~me