Rabu, 12 Februari 2014

Terlambat

Bulu-bulu itu berserakan, beterbangan…

Halo namaku Kinai, aku seharusnya tidak disini, kamar ini terlalu sempit untukku, lantainya masih berupa tanah keras yang suhunya bisa turun drastis saat malam hari, dindingnya terbuat dari anyaman rotan tua yang sudah lapuk dimakan usia, belum lagi lubang di sini-sana. Di ruangan berukuran tiga kali tiga meter ini aku merenung telentang diatas sealas tikar plastik usang yang entah sudah terpakai berapa kali, hingga warnanya begitu kusam dan berdebu. Dalam hati aku bertanya, bagaimana bisa aku disini?, dimanakah aku sebelumnya?

Debu-debu menyeruak di udara….

Semakin tak kumengerti, semua bukti mengarah ke tempat itu, gubuk tua di atas bukit gelap. Hanya saja ketika aku menyelidiki dan menginvestigasi tempat itu, tak kutemukan Kinai. Ah, aku belum mengenalkan diri, namaku Albatross, seorang pemuda yang sangat mungkin mencintai Kinai. Pesan-pesan berantai itu tepat dikirim padaku, hanya saja aku tak begitu menganggapnya penting, dan hanya perbuatan iseng belaka. Aku menyangka itu hanya keisengan mantan Kinai yang cemburu padaku, gara-gara dirikulah Kinai putus dengan Elang. Seluruh pesan-pesan berisi ancaman, dan teror, bahwa Kinai diculik. Pertamanya aku hanya tergelak, namun semua berubah ketika tiga hari yang lalu, aku tak menemukan Kinai lagi, dan tak ada satupun pesan darinya padaku. Namaku Albatross, aku belum yakin apa aku benar-benar mencintai Kinai, akupun belum menyatakan perasaanku.

Hutan berselimut kabut…


Aku Elang. Sekarang berada tujuh kaki di bawah tanah, bersama mantan kekasihku Kinai. Dalam hati sebenarnya aku menyesal, kenapa tak kulepaskan saja Kinai, toh mungkin aku bukanlah lelaki terbaik untuknya.

ff2in1 : The Passenger - Let Her Go

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Galau

: " moving my f**ing ass right now hap hap hap " ~me

Blogroll

: " we were slave of modernization and machine civilization " ~me