“Kalem Boy!”
teriakannya menggema di sepanjang gang sempit pinggiran kota surabaya. Boy yang
diteriaki malah kegirangan meskipun pukulan bertubi-tubi menghujam punggungnya.
Sepeda kumbang reot itu dikayuh tanpa jeda, terus berdecit hingga mereka berdua
sampai pada rumah bercat putih yang begitu asri, berada sekitar dua blok dari
pemukiman mereka, itu adalah rumah felly, salah satu teman sekelas Boy. Mereka berhenti
di seberang jalan rumah itu, tepat berada di bawah pohon mangga besar, “Sebentar
lagi ren, tunggu disini, jaga dulu sepedaku ya”. “Boy? kamu akhir-akhir ini
sering sekali ketemu felly, kamu naksir
felly ya?”. “hehehe”. Boy tidak menjawab pertanyaan itu, hanya meringis
sebentar kemudian melengos pergi. Dia sebenarnya tidak suka kalau Boy selalau
berdekatan dengan felly. Bisa dikatakan cemburu itu ada dan bercokol di dalam
dirinya, hanya saja dia terlalu sabar untuk mengakuinya.
“lama banget
sih, kalian ngapain aja tadi di dalem? Terus aku Cuma kamu jadiin tukang parkir
penitipan sepeda?”. Bersungut-sungut ia memandang Boy. “maaf ya ren, pulang
yuk?”. Dia berdiam mematung belum ingin beranjak dari tenpatnya berdiri. “Boy
tau nggak sih, aku kepanasan, terus aku liat kamu enak-enakan di dalem rumah
sama felly” giliran Boy yang terdiam, dia enggan mengatakan apapun. “kalian
berdua sebenernya ngapain sih? Ngapain juga ngajakin aku kalau kamu sebenernya
mau menghabisakan waktu sama felly?”. “kamu mau pulang gak sih ren?” Boy mulai
menaikkan nada bicaranya. “kalau gak mau pulang ya udah aku pulang sendiri”
lanjut Boy. Lalu boy pun menaiki sepeda kumbangnya dan berlalu.
Dia pulang
berjalan kaki sembari menahan sesak yang menghujam jantungnya saat itu. “seharusnya
aku jujur sama boy. Tuh kan, dia akhirnya suka sama felly, aduh bodoh banget
sih aku… padahal kita lebih sering bersama, apa dia nggak sadar kalo kita ini
sebenernya saling melengkapi?”. Terus ia berjalan pelan sambil menundukkan
kepala dan berbicara pada dirinya sendiri. “saat kamu Boy, berkeliling
mengantarkan koran, aku kan selalu ada di belakangmu, aku yang ngelemparin
koran-korannya ke rumah orang-orang… pas kamu lagi sakit boy, kan aku juga yang
gantiin kamu nganterin koran… boy..”
Kemudian
bayangan itu muncul, dari belakang Boy memeluknya, “selamat ulang tahun Rena,
ini kado buat kamu…”. Sebuah perhiasan handcraft sudah berada di dua telapak boy. “aku buat ini
diajarin felly”.
Senja itu
terlihat merona di matanya.
entry #FF2in1 nulisbuku.com
entry #FF2in1 nulisbuku.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar