Kau tak tahu apa yang telah terjadi padamu setelah seribu tahun dibekukan dalam sebuah tabung cryogenic. Ketika kau telah tiba di sebuah peradaban asing tanpa mengenal satupun orang-orang disekitarmu, ketika kau pulang dan yang kau temukan hanya sebuah reruntuhan yang tak layak lagi kau sebut rumah, ketika kau masuk, tak ada lagi benda familiar yang bisa kau lihat. Tak ada lagi sanak famili yang kau kenal, kau menyusuri sebuah kota lama dengan segala wajah baru. Kau sendirian. Berjuang melawan keterasingan dirimu sendiri. Marah dengan keadaan yang ada.
"kenapa kalian membekukanku?", "apa gunanya aku disini, ketika apa yang kuketahui sudah tak ada lagi?". Lelah kau berjalan, kau tertidur di bangku taman. Lelap kau bermimpi. Tak nyenyak kau terbangun. Kau melihat sebuah patung raksasa di tengah taman, kau mendekatinya. Kau mengusap matamu perlahan, lalu kau membaca tulisan di bagian bawah patung itu. "Untuk anakku, Semoga kau senang dengan kado ulang tahunmu hari ini, tepat seribu tahun setelah invasi extraterrestrial itu, ketika kau membaca ini, kami berbahagia, kau telah kembali, dari ayahmu, Rayleigh Fransworth". dan ketika kau membaca keterangan di bawahnya, kau tahu, bahwa ayahmulah pemimpin regu perlawanan terhadap invasi itu. kau kemudian larut dalam hening, dan berucap syukur. Terima kasih ayah.
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku