Dia masih terkapar di sudut kamarnya yang dipenuhi bau busuk makanan basi, pakaian kotor, dan berbagai macam tumpahan cairan tak jelas yang mulai mengering dan berkerak. "Mau kuambilkan makanan?" sepertinya aku mulai terbiasa bau kamarnya, karena sekarang aku sudah berada di dalamnya dan menawarkan diri mencoba menolong sebisaku. Sepintas ia melirikku dengan lesu, kemudian menggeleng semampunya. Kemudian aku mendekatinya dan duduk di sebelahnya, dia menyandarkan kepalanya ke bahuku. "Januari sudah hampir berakhir... besok aku gajian, ke Mbok Nah yuk.. mungkin nasi pecelnya bisa merecharge semangatmu?" aku mengelus rambut maroonnya yang acak-acakan. Dia hanya mendesis. "Kamu benar-benar ingin pulang sekarang?" aku mulai memberanikan diri menanyakannya langsung. Jeda diam yang lama. Sudah sepuluh menit berlalu pertanyaanku tak terjawab. Kulirik sejenak dia sudah terlelap di bahuku. Tak lama kemudian aku menyusulnya.
Pintu apartemenku terbuka, sebuah cahaya benderang menyilaukan menelusup masuk dan sebentuk siluet sudah berada di depanku. "Kenapa kau lama sekali... apa yang menahanmu.... " Aku menahan haruku, setetes airmata melaju pelan dari sudut mataku. "Aeon... ibumu sudah datang menjemputmu, ayo bangun" Aku mencoba membangunkan makhluk cantik yang melelehkan salivanya di bahuku itu. Sosok siluet itu kemudian mendekat "Etherion, lihatlah anakmu ini, dia begitu merindukanmu, sudah berhari-hari ini semangatnya hilang". Mata berbinar itu melirik ke arahku kemudian sepotong senyum sangat indah kuterima darinya. "Terima Kasih Chintya, telah merawat anakku selama ini" Suara Etherion yang indah itu, lama sekali tak mendengarnya, "Kapan aku bisa bertemu denganmu dan Aeon lagi Etherion?" Aku mengangkat sedikit tubuh Aeon dan menyerahkannya ke pelukan Etherion. Etherion hanya tersenyum penuh makna, kemudian dia menaruh telunjuknya ke dahiku.
31 Januari 2213
"Ah pertemuan itu seperti mimpi... " sembari kulihat lagi foto itu. Tak terasa sudah dua ratus tahun aku berada disini. Seberkas aroma manis menelisik dari arah belakang. "Jadi hari ini kita sarapan energi kosmik supernova lagi ya". Etherion kembali menaruh telunjuknya di dahiku... Damai sekali rasanya.
[che,31113]